PEMIJAHAN
IKAN NILA
Published : 21.34.00 Author : Fera Angel
1. Pemilihan Induk (bibit) dan penyimpanan
1.1. Pemilihan induk (bibit) dan penyimpanan
Untuk
memilih induk yang baik diperlukan pengalaman. Namum demikian sebagai pedoman
praktis ciri ciri induk ikan nila merah yang baik antara lain :
-
Umur antara 4 – 5 bulan dan bobot 100-150 g. Induk yang paling produktif
bobotnya antara 500 – 600 g.
-
Tanda nila jantan, warna badan lebih gelap dari betina, bila waktunya mijah,
bagian tepi sirip berwarna merah cerah, sifatnya galak terutama terhadap jantan
lainnya. Alat kelamin berupa tonjolan (papila) di belakang lubang anus. Pada
tonjolan itu terdapat satu lubang untuk mengeluarkan sperma. Tulang rahang
melebar ke belakang yang memberi kesan kokoh. Bila tiba waktunya memijah,
sperma yang berwarna putih dapat dikeluarkan dengan pengurutan perut ikan ke
arah belakang. Sisik nila jantan lebih besar dari pada nila betina. Sisik di
bawah dagu dan perut berwarna gelap. Sirip punggung dan ekor bergaris yang terputus
putus.
-
Tanda nila betina, alat kelaminnya berupa tonjolan di belakang anus. Namun pada
tonjolan itu ada 2 lubang. Lubang yang depan untuk mengeluarkan telur, sedang
lubang belakang untuk mengeluarkan air seni. Warna tubuh lebih cerah dibanding
dengan jantan dan gerakannya lamban. Bila telah mengandung telur yang matang
(saat hampir mijah), perutnnya tampak membesar. Namun bila perutnya di urut
tidak ada cairan atau telur yang keluar. Sisik di bawah dagu dan perut berwarna
putih/cerah. Sirip punggung dan ekor bergaris garis tidak terputus putus.
1.2. Penyimpanan induk.
-
Kolam penyimpanan induk dibuat minimum ukuran 2 x 1 m, kedalaman 0,75 m untuk 2
ekor indukan, aliran air minimal 1 L/menit/m2
-
Pakan diberikan 3 % x bobot total induk 3 kali sehari
-
Induk jantan dan betina disimpan secara terpisah.
-
Padat penebaran induk 1 ekor/m2.
2. Pematangan gonad dan telur induk.
-
Pematangan gonad dan telur induk merupakan tahap pertama dalam pemijahan benih.
Dalam bak penyimpanan aliran air paling sedikit 0,8 L/menit.
-
Induk diberi pakan (pelet), 3 % x bobot total induk dan diberikan sebanyak 3
kali sehari, yang mengandung protein sebanyak 30-40 % dengan kandungan lemak
tidak lebih dari 3 %.Perlu pula ditambahkan vitamin E dan C yang berasal dari
taoge dan daun daunan/sayuran yang di iris. Komposisi pakan dapat dilihat pada
Tabel
-
Kurang lebih 2 minggu kemudian, induk sudah mengalami matang gonad dan telur.
Pada saat itu induk sudah dapat dipijahkan. Bobot induk antara 500 – 600 g/
ekor.
3. Pemijahan dan penetasan telur.
-
Untuk kolam yang luasnya 100 m2 dapat ditebari induk nila sebanyak 90 ekor yang
terdiri dari 30 ekor jantan dan 60 ekor betina.
-
Bila telah mendapatkan pasangan, ikan jantan membuat cekungan di dasar kolam
sebagai tempat pemijahan. Cekungan berbentuk bulat cekung dengan garis tengah
kira 30-50 cm atau tergantung ukuran induk ikan.
-
Setelah cekungan selesai dibuat, pasangan ikan nila melakukan pemijahan pada
saat matahari terbenam, selama proses pemijahan induk betina berada di dalam cekungan.
Kemudian induk jantan mendekati induk betina dan pada saat itu induk betina
mengeluarkan telurnya. Telur telur itu tersimpan dalam cekungan dan dalam waktu
yang bersamaan induk jantan menghamburkan spermanya di situ dan terjadilah
pembuahan (fertiliasi) telur.
-
Pelepasan telur terjadi beberapa kali dalam jarak waktu beberapa menit. Waktu
yang diperlukan untuk pemijahan kurang lebih 10-15 menit. Sekali bertelur induk
nila dapat mengeluarkan telur 300 -3000 butir, tergantung berat dan umur induk
betina. Sebaiknya induk betina nila dipijahkan sampai umur 2 tahun.
-
Telur yang telah dibuahi lalu di kulum oleh induk betina di dalam rongga mulut
untuk dierami, selama mengerami telur induk betina tidak makan sehingga
kelihatan kurus.
-
Selesai pemijahan induk nila jantan pergi meninggalkan induk betina. Beberapa
hari kemudian induk jantan itu dapat melakukan perkawinan dengan betina
lainnya.
-
Telur menetas setelah 2 hari, anak nila (burayak) yang baru menetas masih
mengandung kantong kuning telur. Ukuran burayak yang baru menetas antara 0,9 –
1 mm. Burayak ini masih terus tinggal di dalam mulut induknya sampai 5-7 hari
sampai kuning telurnya terserap habis. Setelah itu burayak mulai mencari makan
di luar mulut induknya.
-
Ketika burayak belajar makan, burayak memakan zooplankton yang ukuran kecil
sekali. Apabila tidak terdapat zooplankton, pakannya dapat diganti dengan
bekatul atau tepung kedelai.
4. Pendederan
-
Pendederan benih adalah pemeliharaan benih ukuran lepas induk (ipukan), yaitu
kebul yang berumur 5-7 hari sampai ukuran siap tebar untuk pembesaran yang
berbobot 100 g/ekor. Pada pembenihan secara intensif pada umumnya ada 3 tahap
pendederan
-
Luas kolam pendederan dibuat antara 100 m2. Kolam pendederan disiapkan dengan
cara dikeringkan terlebih dahulu selama kira kira 3 hari. Selanjutnya dilakukan
pemupukan dengan kapur tembok sebanyak 10 g/m2 (untuk kolam baru 100-250 g/m2),
kotoran ayam 25 g/m2, urea 2 g/m2, TSP 5 g/m2. Jika didalam kolam sering tumbuh
lumut hijau (Spirogyra) sebaiknya jangan di pupuk urea. Setelah pupuh di dasar
kolam rata, kolam dapat di aliri air sampai setinggi 0,5 m selama 5-7 hari.
Sebelum air masuk ke kolam pendederan, air tersebut harus di saring dahulu
dalam bak filter sehingga air menjadi bersih.
- Pendederan Tahap I
-
Pendederan Tahap I ini menggunakan benih ukuran kebul (lepas induk/ipukan)
dengan padat tebar 300 ekor/m2. Benih diberi pakan emulsi dengan formula
tertentu. Jumlah pakan yang diberikan tergantung dari umur benih. Untuk ukuran
lepas induk/ipukan diberi pakan sebanyak 1 g/1000 ekor yang diberikan 6-8 kali
sehari, benih umur 5-10 hari sebanyak 2 g/1000 ekor dengan 6-8 kali sehari, dan
untuk benih umur 10-15 hari sebanyak 3 g/1000 ekor dengan 6-8 kali sehari.
-
Debit air yang masuk ke kolam pendederan harus diatur, yaitu sekitar 100
ml/detik. Kedalaman air 0,5 m. Benih dipelihara selama 12-15 hari, benih yang
dipanen rata rata dapat mencapai 80-90 % dengan ukuran 3-5 cm/ekor.
- Pendederan II dan III
-
Persiapan pendederan II dan III tidak jauh berbeda dengan pendederan I, hanya
dalam
pedederan II ini padat tebar menjadi 100 ekor/m2. Benih diberi pakan tambahan
berupa
tepung dengan formula tertentu pada minggu ke I dan remah pada minggu
–minggu
selanjutnya sebanyak 5 x bobot benih tebar yang diberikan 6-8 kali sehari
-
Benih dapat dipanen setelah dipelihara selama 21 hari. Panen dapat mencapai
70-80%
dengan ukuran 8-12 cm/ekor.
-
Apabila benih belum mencapai ukuran 100 g/ekor, maka dilanjutkan dengan
pendederan
III, padat tebar 50 ekor/m2. Pada pendederan III ini benih diberi pakan remah
dengan
formula tertentu sebanyak 4 x bobot tebar benih yang diberikan 5 kali sehari
pada minggu
ke I. Untuk minggu selanjutnya benih diberi pakan pelet 2 mm dengan formula
tertentu,
sebanyak 3 x bobot total benih, diberikan 4 kali sehari selama 3 minggu. Hasil
panen dapat
mencapai 65-80 % dan rata rata ukuran benih 100-130 g/ekor.
- Pembesaran benih ikan berumur 81 hari (100 g) sampai
dengan yang dibutuhkan untuk Konsumsi atau
untuk Induk. Diberi pakan pelet 3 kali sehari.
untuk Induk. Diberi pakan pelet 3 kali sehari.
PAKAN BENIH
Pakan Buatan
Dalam pembenihan
secara intensif biasanya diutamakan pemberian pakan buatan yang terdiri dari :
1. Emulsi
2. Tepung dan remah
3. Pelet
1.1 Emulsi
- Emulsi merupakan bentuk pakan tambahan
untuk benih yang berumur 5-21 hari (lepas hapa). Bahan pakan benih ikan ini
dibuat dari kuning telur (ayam atau bebek) dan tepung kedelai dengan
perbandingan 1:1 ditambah vitamin 1 %.
- Cara membuat emulsi adalah dengan melarutkan
sebutir kuning telur (itik atau ayam) kedalam 200 ml air matang ditambah 40 g
tepung kedelai halus, 5 g tepung sagu (sejenisnya) sebagi perekat, 1 g vitamin.
- Campurkan bahan bahan tersebut diaduk
sampai rata sambil dipanaskan sampai berbentuk emulsi.
- Pakan ini cukup untuk benih seberat 1
kg yang diberikan 6-8 kali sehari selama 5 hari. Pakan ini diberikan dengan
cara disemprotkan merata diatas permukaan air.
- Pakan emulsi ini tidak boleh disimpan
di udara terbuka lebi dari 10 jam. Sebaiknya disimpan dalam lemari es atau
membuatnya hanya setiap akan memberi pakan.
2.1 Tepung dan
remah
- Tepung merupakan pakan tambahan benih
ikan yang berumur 21-40 hari. Jenis pakan ini terdiri dari tepung halus, yang
dibuat dari pelet kering yang digiling halus.
- Untuk benih yang berumur 41-80 hari,
diberi pakan remah berupa pecahan pelet kering (pelet yang dipecah).
3.1 Pelet.
- Pelet adalah pakan tambahan yang
dicetak berbentuk butiran dan diberikan untuk tahah pembesaran. Formulasi pelet
bermacam macam tergantung dari bahan dasarnya. Berikut ini adalah contoh
formulasi pelet :
- Tepung ikan —————- 50 %
- Tepung Kedelai ———— 30 %
- Tepung terigu ————– 13 %
- Kuning telur —————- 5 %
- Premix ———————– - 2 %
Tidak ada komentar:
Posting Komentar